Asal Mula Tahu dari Cina, Diciptakan dari Ketidaksengajaan

Tahu adalah makanan sejuta umat, asal usulnya adalah negeri Cina. Awal mula tahu muncul juga karena ketidaksengajaan pembuatnya Liu An.

2934
tahu-Cina
Tahu yang terbuat dari kacang kedelai / Foto : Shutterstock

Beberapa makanan yang masuk ke nusantara memang disalurkan lewat jalur niaga. Etnis India dan Tiongkok berkontribusi cukup banyak dalam kehadiran kuliner-kuliner peranakan itu. 

Salah satu produk peranakan yang akrab dengan kehidupan bangsa Indonesia adalah tahu. Olahan kedelai ini diminati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Bahkan tak jarang, ia diolah sedemikian rupa demi mengikuti selera pasaran. 

Kreasi masakan dari tahu pun bermunculan, menambah daftar kudapan bergizi yang bisa dinikmati sebagai cemilan. Namun, tahukah kamu, bahwa tahu justru tercipta dari ketidaksengajaan peraciknya?

Istilah ‘tahu’ merupakan serapan dari bahasa Hokkian ‘tauhu’, yang secara harfiah berarti ‘kedelai terfermentasi’. Ya, makanan ini memang terbuat dari endapan biji kedelai yang mengalami koagulasi. 

Sejarah Tahu dari Negara Cina

kacang kedelai tahu
Kacang kedelai bahan dasar pembuatan tahu / Foto : Shutterstock

Berbeda halnya dengan tempe, tahu bertekstur halus, sehingga lebih mudah dilembutkan oleh penikmatnya. Tahu telah muncul dalam peradaban Tiongkok pada 2.200 tahun lalu.

Seorang bangsawan, Liu An yang tak sengaja menciptakan makanan ini hingga kemudian dikenal sampai ke penjuru negeri. Liu An tak lain adalah cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan dinasti Han. 

Tahu pertama kali disinggung dalam sebuah dokumen tua yang ditulis oleh Li Shihen dari Dinasti Ming. Dokumen ini lah yang menjabarkan tentang asal mula tahu di negeri Tiongkok. Liu An memiliki hobi memasak. 

Pada suatu ketika, ia bosan dengan makanan yang biasa ia nikmati. Sehingga muncullah ide untuk membuat makanan baru dari kedelai, karena kebetulan ada banyak kedelai di rumahnya.

Liu An pun mengeringkan kedelai tersebut dan ditumbuk ketika sudah dirasa kering. Setelah itu, Liu An merebus bubuk kedelai dengan menambahkan sejumput garam. 

Bahan mentah tahu
Kacang kedelai menjadi pasta untuk bahan tahu / Foto : Shutterstock

Tanpa sepengetahuan Liu An, garam membuat rebusan bubuk kedelai menjadi padat. Rasa penasaran pun muncul dan menggerakkan batin Liu An untuk mencicipi hasil ketidaksengajaannya itu. 

Rasa enak muncul saat lidah Liu An menyentuh tekstur lembut dari makanan itu. Liu An pun memberi nama tao-hu pada masakan temuannya itu. Tao berarti kacang kedelai, dan Hu berarti hancur menjadi bubur. 

Berkembangnya Tahu ke Berbagai Negara

Tahu dibawa oleh orang-orang Tionghoa ke Nusantara pada abad ke-10 sesuai penuturan ahli sejarah J.J.Rizal seperti dilansir dari historia.id.

Dalam sumber lainnya, Suryatini N. Ganie dalam bukunya Dapur Naga di Indonesia mengungkapkan bahwa teknologi pembuatan tahu menyebar secara cepat ke seluruh Asia Timur Raya, sebelum masuk ke Nusantara. 

Penyebaran ini berawal dari migrasi para perantau Tiongkok. Salah satu di antaranya menuju Jepang pada akhir abad ke-delapan. Masuknya tahu dibarengi dengan masuknya pengaruh Budhha di Jepang. Maka tak heran, panganan ini bisa diterima oleh penduduk Jepang pada masa itu dan dikenal dengan istilah tofu hingga detik ini. 

Diperkirakan, tahu masuk ke Indonesia bersamaan dengan datangnya tentara Kubilai Khan ke Kediri pada tahun 1292. Masyarakat Kediri meyakini bahwa kota mereka lah tujuan awal kedatangan para serdadu itu.

memasak tahu
Proses pemasakan tahu dalam cetakan / Foto : Shutterstock

Dibangunnya beberapa Jung-jung Mongol yang hari ini kerap disebut Jung Biru mrmbuat fakta itu mencuat di lapangan. Fungsi jung antara lain untuk menyimpan kacang kedelai dan membuat tahu. 

Tahu turut menjadi penyelamat orang Jawa dalam menghadapi krisis akibat penerapan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel pada abad ke-19. Hasil bumi dikuras habis-habisan demi menguntungkan pihak kolonial, sehingga masyarakat pribumi kesulitan mencari bahan pangan. 

Saat itu lah, tahu dan juga tempe hadir sebagai penyelamat orang-orang Jawa yang hampir meninggal karena kelaparan. Meski pada awalnya hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu, kenyataannya saat ini tahu dapat dinikmati oleh siapa saja. 

Tahu juga diolah dalam bentuk yang beraneka rupa. Kandungan gizinya pun beragam, sehingga tak heran hampir semua penduduk Nusantara menyukai kuliner peranakan Indo-Tionghoa ini.