Menyusuri Jejak Buku Kuliner Kuno di Dunia

Kuliner tidak tercipta begitu saja, melalui buku kuliner kuno banyak budaya makan yang bisa ditelusuri. Tengok buku kuliner apa saja yang ada di dunia.

1530
buku kuno
Foto : Shutterstock

Buku kuliner adalah salah satu karya tulis paling mencengangkan yang pernah umat manusia hasilkan. Bukti kehadirannya menyajikan bentuk menarik dari kebudayaan, dan menunjukkan kemampuan terampil yang manusia miliki. Umumnya buku kuliner berisi tulisan seputar meja makan dan dapur, seperti resep, bahan dasar, cara memasak, dan perilaku makan.

Publikasi buku kuliner memberi gambaran tentang kehidupan manusia secara natural. Yang diceritakan adalah kehidupan manusia pada dimensi mendasar, karena berkutat soal urusan perut dan pemenuhan lahiriah. Bisa dibilang buku kuliner adalah karya tulis yang paling lugu dan jujur.

Di seluruh belahan dunia, kehidupan meja makan dan dapur manusia memiliki keunikannya masing-masing. Buku kuliner menjadi cerminan dari perilaku khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di daerah tertentu. Bukan hanya resep-resep tradisional, seputar gaya hidup daerah itu juga dapat diteliti di dalamnya.

Penemuan-Penemuan Buku Kuliner 

Tumpukan buku
Foto : Shutterstock

Makanan sebagai urusan pemenuhan dasar manusia sudah disinggung dari awal lahirnya peradaban manusia. Pembagian periode kebudayaan manusia paling awal didasarkan pula pada urusan makanan. Misalkan zaman berburu-meramu dan bercocok tanam, keduanya didasarkan pada cara manusia memenuhi kebutuhan makanannya.

Sejarah telah berhasil menemukan beberapa penemuan buku kuliner jaman-jaman terdahulu. Ada beberapa buku kuno yang memegang rahasia penting dalam dunia kuliner. 

Catatan Kuliner Yale

buku mesopotamia
Foto : Shutterstock

Buku tertua berasal dari sekitar tahun 1700 SM, disebut dengan Catatan Kuliner Yale. Buku kuliner tertua ini terdiri dari dua catatan tanah liat yang berasal dari Mesopotamia. Di dalamnya dapat ditemukan 25 resep untuk rebusan, yang sebagian besar berbahan dasar daging plus beberapa varietas sayuran. 

Roti dan bahan-bahan kue manis juga disebutkan di dalamnya. Mulai dari jenis roti selai murah untuk ransum para pekerja sampai bahan memanggang kue-kue manis di dapur istana.

Terdapat pula catatan mengenai pengiriman bahan makanan, daftar nama berbagai jenis makanan, serta nota pembayaran para pekerja dan tentara. Melalui buku ini memudahkan kita untuk mendapatkan gambaran dunia kuliner Mesopotamia.

De Re Coquinaria (The Art of Cooking)

Penemuan lain tentang buku kuliner kuno adalah De Re Coquinaria (The Art of Cooking). The Art of Cooking disebut-sebut sebagai penemuan sejarah buku kuliner yang paling terkenal. Buku ini berasal dari zaman Romawi sekitar abad ke-10 dan dikenal luas dengan nama Apicius. Buku ini disesuaikan dengan nama penulisnya yaitu Marcus Gavius ​​Apicius.

Menurut para ilmuwan, buku resep masakan Romawi ini mungkin telah dibuat sejak awal abad keempat. Isinya dipecah menjadi 10 bagian. Judul bagian-bagiannya termasuk Epimeles (The Careful Housekeeper), Pandecter (Many Ingredients), dan Thalassa (The Sea).

Di dalamnya terdapat pula pola diet para pesohor Romawi dan cara unik memasak sayur dan kacang-kacangan. Resep-resep yang ada di dalamnya memungkinkan pembaca mengerti bagaimana cara orang-orang kaya Romawi makan.

Kitab Al-Tabikh

kitab kuliner Al-Tabikh
Kitab Al-Tabikh. /Foto : noosphe.re

Lain lagi penemuan sejarah di Timur Tengah yaitu, Kitab Al-Tabikh. Buku kuliner kuno yang ditulis Ibnu Sayyar Al-Warraq ini mengungkapkan peran makanan dalam budaya era keemasan Islam, dan memberikan wawasan menarik tentang tren pertanian, kesehatan, dan makanan Timur Tengah abad ke-10.

Al-Tabikh dibagi dalam 132 bab dan berisi lebih dari 600 resep. Para ilmuwan menyatakan bahwa kitab ini kemungkinan ditulis sekitar tahun 950 M. Tersedia resep untuk hidangan kuliner dan obat-obatan, termasuk ramuan mabuk kuno kuno yang terkenal, bahan untuk meningkatkan kinerja seksual, dan piring untuk menyembuhkan berbagai masalah kesehatan.

Agar dapat diakses dengan mudah di dunia internasional, teks kuno Al-Tabikh telah diterjemahkan oleh Nawal Nasrallah, mantan profesor sastra Inggris dan komparatif di Universitas Baghdad, ke dalam karyanya, Annals of the Caliph’s Kitchen.

Banyak buku kuliner kuno lain telah diterjemahkan demi kepentingan masyarakat modern. Selain memuaskan rasa penasaran para sejarawan, buku masak kuno juga tersebar bagi penelitian kebudayaan. Itu menegaskan pentingnya catatan-catatan kuliner bagi kehidupan manusia. Meskipun telah ditulis berabad-abad lalu, hasil karyanya dapat memuaskan rasa penasaran kita akan keunikan dunia kuliner kuno.