Siapa sih pecinta drama korea yang tidak mengenal Tteokbokki? Tteokbokki merupakan snack yang terbuat dari irisan kue beras (tteoki) yang dibalut dengan pasta cabai super pedas.
Makanan ini juga diberi irisan daun bawang, telur, sosis, ramyeon, sayuran goreng dan keju untuk mempercantik tampilan.
Rasa ikan yang turut mendominasi karakter snack ini akan sedikit mengingatkan kita pada tempura yang biasa dijajakan di kedai makanan pinggir jalan.
Nah, masuknya beberapa kebudayaan populer semacam film dan drama ke suatu negara tidak bisa dipungkiri turut membawa kebudayaan lainnya, seperti bahasa dan santapan kuliner.
Cemilan berat yang khas dengan pasta cabainya itu memang sering muncul di beberapa adegan drama korea.
Lewat beberapa scene reality show dari Korea Selatan, Tteokbokki juga sering muncul, terutama pada saat melakukan pengambilan gambar di luar ruangan.
Melihat ekspresi dari para artis idola saat melahap Tteokbokki, tentu menimbulkan rasa penasaran tersendiri bagi para penonton. Tak heran bila kudapan ini masuk ke dalam daftar pencarian populer kategori makanan di google pada 2017 silam.
Munculnya Tteokbokki di Korea

Di negara asalnya, Tteokbokki banyak dijajakan di pojangmacha atau gerai street food. Kawasan Sindang-dong di Seoul dikenal sebagai tempat makan tteokbokki yang paling populer.
Seusai Perang Korea, kios kecil di Sindang-dong menjadi kios pertama yang menjual tteokbokki dengan bumbu cabai. Sejak 2009 silam, gerai yang menjual Tteokbokki semakin menjamur dan kudapan ini juga turut mengisi daftar makanan di aneka restoran korea.
Streetfood bercita rasa pedas gurih ini menjadi satu panganan yang wajib dinikmati wisatawan saat mengunjungi negeri gingseng.
Pada mulanya, Tteokbokki hanya diperuntukkan bagi kalangan keluarga raja dan sebagai salah satu sarana penyembuhan. Merunut dari sejarah kemunculannya, Tteokbokki pertama kali hadir pada dinasti Joseon dan lebih dikenal dengan sebutan Gungjung Tteokbokki (Tteokbokki Istana).

Pada waktu itu, masakan ini berupa huintteok yang dimasak dengan kecap asin bersama daging sapi, bagogari, kecambah kacang hijau, peterseli, jamur shiitake, wortel dan bawang bombay. Sangat berbeda jauh dengan Tteokbokki yang dijumpai dewasa ini. Peralihan ini terjadi pada tahun 1950-an paska meletusnya Perang Korea akibat pengaruh dari Jepang.
Istilah Tteokbokki pertama kali ditemukan dalam sebuah buku resep masakan berjudul Siui Jeongseo yang ditulis pada masa pemerintahan Dinasti Joseon. Istilah itu juga turut ditemukan dalam sebuah panduan medis berjudul Shingnyo Chanyo yang ditulis oleh Jeon Sunui, pegawai medis pada masa pemerintahan Dinasti Joseon (1460).
Tteokbokki dipercaya sebagai salah satu makanan penyembuh penyakit pada masa itu. Melihat dari garis sejarah kemunculan Tteokbokki, dapat dipastikan bahwa kreasi tteok ini merupakan makanan legendaris yang berusia lanjut. Walau pada kenyataannya, olahan tteok atau kue beras telah ditemukan jauh sebelum bertahtanya dinasti Joseon.
Tteokbokki di Masa Kini

Kini, Tteokbokki diperuntukkan bagi semua kalangan. Bahkan, menjadi satu kuliner antar bangsa yang diimpor dari korea. Tteokbokki juga dikenal dengan sebutan “topokki”. Nama “topokki” digunakan sebagai sebutan internasional bagi kudapan bercita rasa pedas ini.
Adapun variasi dari makanan ini pun bermacam-macam, mulai dari haemul tteokbokki (tteokbokki yang terbuat dari seafood); gungjung tteokbokki atau ganjang tteokbokki (berbumbu gangjang atau kecap asin), tteokbokki keju, dan tteok kkochi (tteokbokki yang disajikan dalam tusukan bambu). Varian terakhir banyak ditemui di gerai streetfood yang ada di Seoul dan sekitarnya.
Nah, untuk kamu yang menggandrungi kebudayaan korea, pasti tertarik bukan untuk mencicipi kudapan Tteokbokki? Apalagi bersama oppa-oppa pujaan hati yang sering muncul di layar televisi. Sudah berhalusinasi akan menikmatinya bersama siapa nih? Hehe.