Rendang, Kuliner Nusantara Penakluk Semenanjung Malaka

Rendang makanan dari Indonesia yang dulunya menaklukan semenanjung malaka kini terkenal di seluruh dunia. Rendang termasuk makanan enak di dunia versi CNN.

1302
rendang daging sapi
Rendang makanan khas padang / Foto : Shutterstock

Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai suku perantau yang gigih melebarkan sayap-sayap kebudayaannya hingga ke penjuru negeri. Rumah Makan Padang, sebagai salah satu bentuk pengembangan kuliner daerah khas Tanah Minang tentu menjadi hal yang diakrabi oleh seluruh penduduk Indonesia. 

Hampir setiap wilayah di Nusantara memiliki Rumah Makan Padang dengan berbagai nama dan sebutan. Santapan kulinernya pun beragam, sehingga para penikmatnya bisa memilih lebih dari satu varian masakan. Di beberapa daerah, masakan padang dikawinkan dengan cita rasa lokal, karena tidak semua pengunjung rumah makan menyukai rasa pedas khas Melayu. 

Ketika menyebut ‘Masakan Padang’, tak lengkap rasanya tanpa mencatut satu primadona yang dapat ditemui di hampir semua cabang Rumah Makan Padang. Ya, apalagi kalau bukan rendang! Rendang adalah makanan yang terbuat dari daging sapi bercita rasa pedas, hasil campuran bumbu dan rempah-rempah. 

Tidak lupa, santan kelapa turut menyumbang cita rasa gurihnya yang melegenda. Potongan-potongan dagingnya yang bergulat dengan bumbu halus selama beberapa jam di dalam wajan penggorengan, membuat karakter rasa dari Rendang daging demikian kuat. Ah, siapa sih rakyat Indonesia yang tidak jatuh cinta dengan rendang?

Menilik Awal Kemunculan Rendang di Nusantara

Gurihnya daging sapi dan santan kelapa yang telah bercampur dengan bumbu halus berwarna kecoklatan menjadi satu kekhasan tersendiri dari Rendang. Hal ini tidak lepas dari pengambilan istilah ‘Rendang’ yang berasal dari kata ‘merandang’, yaitu memasak santan sampai kering dengan perlahan. 

Pada awal kemunculannya, merandang diterapkan ke irisan-irisan daging sapi. Namun kini, rendang tak lagi menggunakan daging sapi sebagai bahan utama. Hampir di semua cabang Rumah Makan Padang dapat ditemui olahan rendang selain yang berbahan dasar daging sapi, seperti Rendang Telur, Rendang Ayam bahkan Rendang Tahu!

rendang ayam
masakan rendang ayam / Foto : Shutterstock

Kemunculan rendang tidak bisa dilepaskan dari kedatangan orang Arab dan India di kawasan pantai barat daerah Sumatera pada abad ke-14. Kedua etnis tersebut memang dikenal sebagai pihak yang memperkenalkan rempah serta bumbu-bumbu pertama kali di kalangan para saudagar dan penduduk Sumatera. Makanan kari yang sudah menjadi makanan khas orang India pada abad ke-15 diduga merupakan inspirasi dari pembuatan masakan rendang. 

Hal itu dimungkinkan terjadi mengingat adanya kontrak perdagangan pada masa lampau antara Istana Pagaruyung dan para saudagar dari Arab dan India. Ahli waris Istana Pagaruyung juga meyakini bahwa rendang merupakan tingkatan selanjutnya dari masakan kari. Perbedaannya terletak pada sifat rendang yang lebih kering, sehingga lebih awet jika dibandingkan dengan kari.

Bicara mengenai sejarah kemunculan rendang tak bisa dilepaskan dari hikayat mengenai masakan ini yang tercantum dalam sastra Melayu klasik. Dalam Hikayat Amir Hamzah disebutkan bahwa rendang telah dikonsumsi bangsa Melayu sejak 1550. Adapun bunyi dari hikayat mengenai rendang tersebut adalah sebagai berikut.

AHmz 10:4 ….. Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai orang merendang daging kambing, lalu ia berkata : “Beri apalah daging kambing…

AHmz 10 : 7 ….. kambing rendang ini batang segumpal”. Sahut orang merendang itu, “Berilah harganya dahulu!”.

Peta persebaran rendang
Peta Indonesia di mana Rendang terkenal / Foto : Shutterstock

Lebih lanjut, sejarawan Universitas Andalas, Gusti Asnan meyakini keberadaan rendang jauh lebih tua daripada yang tertulis dalam Hikayat Amir Hamzah. Melalui penelitian yang dilakukan olehnya, didapatkan hasil seputar pembuktian sampainya makanan ini ke Malaka lewat perantau Minang yang berniaga hingga ke Malaka. 

Perantau ini memanfaatkan jalur sungai dari kawasan darek atau darat di Tanah Datar, Lima Puluh Kota, menuju Rokan hingga berlabuh di Malaka. Kuat dugaan bahwa rendang telah ada jauh sebelum terbitnya Hikayat Amir Hamzah karena literatur menunjukkan bahwa perantauan orang Minang ke Malaka dimulai pada abad ke-15. 

Perantauan ini diduga sebagai bentuk ekspansi wilayah dari penduduk Minangkabau seusai mendapat izin dari Raja Pagaruyung pada abad ke-15. Para penduduk ini lah yang menjadi leluhur Negeri Sembilan, Malaysia. Perjalanan menuju Semenanjung Malaka memakan waktu hingga lima minggu. 

Sifat tahan lamanya rendang membuat makanan ini digunakan sebagai bekal bagi para perantau. Selain itu, tidak ada penduduk dan perkampungan di sepanjang jalur yang dilalui oleh mereka. Sehingga mau tidak mau, para perantau harus menyiapkan bekal makanan yang tahan lama seperti rendang dan dendeng. Perjalanan ini lah yang juga menyumbang keahlian penduduk Negeri Sembilan dalam pengolahan rendang, karena leluhur mereka telah membawa salah satu bentuk kebudayaan itu ke negeri yang baru.

Gusti Asnan juga mengutip apa yang disampaikan dalam catatan Ruy de Brito seputar catatan jalur perantauan Malaya di tahun 1514. Penjelajah sekaligus Kapten Kota Malaka (1511-1514) berkebangsaan Portugis ini mengungkapkan bahwa banyak orang Minang yang berniaga ke Malaka pada tahun-tahun tersebut. 

Kapten itu bahkan telah menjalin kerjasama dengan berbagai raja atau pimpinan kerajaan di wilayah Sumatera, termasuk Istana Pagaruyung. Hal ini turut memperkuat dugaan bahwa rendang telah hadir di tengah kehidupan masyarakat Minang sejak tahun 1500-an. Selain catatan Ruy de Brito, ditemukan pula catatan yang lebih muda mengenai masakan ini, meski berupa catatan yang implisit.  

memasak rendang
Masak rendang dengan kayu / Foto : Shutterstock

Kolonel Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers merupakan komandan militer dan residen di Padang (1824-1829). Stuers menorehkan kisah perjalanan ke Padang dan pertemuannya dengan rendang yang terbuat dari daging, santan kelapa dan cabai di tahun 1872 dalam catatannya seputar kuliner dan sastra. 

Kolonel Stuers hanya menyebutkan teknik membuat masakan yang menggunakan santan kelapa yang dihanguskan. Namun, lebih lanjut Stuers tidak menyebutkan nama masakan itu dalam catatannya. Istilah rendang yang merujuk pada nama salah satu masakan Minang baru muncul ke permukaan dalam catatan Belanda pada abad ke-20. 

Masakan Rendang di Masa Modern

Dari beberapa catatan sejarah ini lah, kita bisa sedikit demi sedikit memahami bahwasanya kuliner ini telah melalang buana hingga ke negeri seberang sejak berabad lalu. Hadirnya rendang di beberapa wilayah bahkan telah disesuaikan dengan selera dan lidah penduduk lokal. 

Tidak heran bila September 2011 silam, rendang ditasbihkan sebagai makanan terlezat di dunia oleh CNN mengalahkan sejumlah makanan Eropa dan Asia, seperti lasagna, sushi, dan ramen. Saking populernya kudapan satu ini, seorang bule Norwegia, Audun ‘Kvitland’ menciptakan sebuah lagu khusus mengenai rendang dan aneka masakan Padang lainnya. Audun tampaknya telah jatuh cinta dengan kuliner khas Padang ini saat mengunjungi Indonesia pada 2016 silam. 

Lagu berjudul “Nasi Padang” sontak mendapatkan tanggapan positif dari warganet, terutama karena Audun membawakannya dengan ciamik. Lagu ini juga diciptakan sebagai bentuk kerinduan Audun terhadap makanan dari Indonesia yang tidak bisa ia temukan di negerinya. 

Apresiasi ini yang membuat Rendang dan seluruh elemen masakan Padang tepat dijadikan brand ambassador dan duta Indonesia di kancah internasional. Terlebih, dalam perjalanan melintasi lorong waktu itu, rendang mampu mempertahankan keaslian dan karakter rasanya yang melegenda.