Suka Minum Susu Sapi Murni? Ternyata Ini Asal Usulnya

Auroch dianggap sebagai nenek moyang sapi perah yang telah berevolusi. Beberapa agama menganggap sapi itu suci dan susu perah adalah anugrah.

3043
pemerahan susu sapi
Seseorang memerah susus sapi / Foto : Shutterstock

Kehidupan manusia modern tidak bisa dilepaskan dari konsumsi susu hasil perahan. Bukan hanya susu murni, segala macam bentuk olahan susu bahkan telah diproduksi dalam bentuk-bentuk unik.

Tentunya umat manusia terlebih dahulu melewati sejarah panjang demi mengkonsumsi susu. Kita tidak tiba-tiba menikmati susu perah begitu saja. Sistem penjinakkan hewan liar untuk diperah adalah salah satu fase penting dalam pemerahan susu.

Auroch, Nenek Moyang Sapi Perah

Tubuh manusia sendiri diperkirakan baru dapat mencerna susu pada waktu antara 5.000-4.000 SM. Menurut para ilmuwan, kemampuan manusia itu timbul perlahan berkat pengetahuan baru soal pengorganisasian hewan ternak. Di masa itu, mulailah tersebar mutasi genetik yang disebut persistensi laktase, yang memungkinkan manusia untuk mencerna susu.

Sedangkan, para ilmuwan percaya bahwa Auroch adalah nenek moyang sapi perah modern. Spesies ternak liar ini pertama kali bertempat di wilayah Asia, Eropa dan Afrika Utara. Auroch diperkirakan pertama kali menginjakkan kaki 8.000-10.000 tahun lalu di kawasan Timur Dekat Mediterania.

auroch atau bison
Bison dianggap sebagai nenek moyang sapi ? Foto Shutterstock

Kemudian diketahui Auroch berkembang menjadi dua jenis, yaitu ternak bungkuk Zebu (Bos Indicus) dan ternak dataran tinggi Eropa yang tak berpunuk (Bos Taurus). Beberapa ilmuwan percaya bahwa spesies ini tersebar di seluruh Eurasia, sementara yang lain percaya bahwa masa penjinakkan yang berbeda terjadi di wilayah India dan Pakistan.

Dalam kurun waktu beribu-ribu tahun, spesies Auroch bermutasi seraya sistem penjinakkan ternak berkembang di seluruh dunia. Sedangkan Auroch murni tercatat punah tahun 1627 Masehi, ketika ditemukan jenis terakhirnya meninggal di Hutan Jaktorów, Polandia.

Bukti Pemerahan Sapi Pertama Kali

Pemerahan susu dicatat sejarah terdapat di peradaban Sumeria. Meskipun ada bukti penjinakkan ternak di Mesopotamia pada awal 8.000 SM, pemerahan sapi tidak menjadi bagian utama peradaban Sumeria sampai kira-kira 3.000 SM.

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa Sumeria meminum susu sapi dan juga mengolah susu sapi menjadi keju dan mentega. Beberapa artefak menunjukkan ukiran bergambar susu yang ditemukan di kuil Ninhursag di kota Sumeria, Tell al-Ubaid. Ukiran tersebut menggambarkan adegan yang menunjukkan aktivitas seperti memerah susu, membuat mentega dan diperkirakan berasal dari paruh pertama milenium ketiga SM.

Sapi Menjadi Hewan Suci dan Susunya adalah Anugrah

Penemuan sejarah lain menunjukkan bahwa paling tidak pada awal tahun 3.100 SM sapi jinak telah telah dipelihara di Afrika Utara. Buktinya tersebar lewat peradaban Mesir kala itu.

relief sapi di Mesir
Mesir dahulu menganggap sapi adalah hewan suci / Foto : Shutterstock

Di Mesir Kuno, sapi peliharaan memainkan peran utama dalam pertanian dan spiritualitasnya. Sapi memiliki peran sentral dalam kehidupan orang Mesir, karena sapi statusnya didewakan. Orang-orang Mesir membawa sapi suci dan mempersembahkannya pada Isis, dewi pertanian. Lebih dari itu, sapi diyakini sebagai dewi dengan haknya sendiri, bernama Hathor, yang menjaga kesuburan tanah Mesir.

Jauh dari Afrika, pada kisaran tahun 2.000 SM, sapi peliharaan muncul di India Utara, bertepatan dengan kedatangan pengembara Arya.

Peradaban Veda yang memerintah India Utara sekitar tahun 1.750 SM sampai sekitar 500 SM sangat bergantung pada sapi dan produk susu yang disediakannya. Ketergantungan yang berat pada sapi diperkuat oleh Weda (epos keagamaan agama Hindu) di mana sapi dianggap sebagai hewan suci.

Sedangkan pada epos keagamaan lain, susu juga mempunyai peran krusial di peradaban Ibrani Kuno dan tradisi Alkitab. Peradaban Ibrani Kuno melihat susu sebagai anugerah yang baik. Pada kitab suci Ibrani paling awal terkandung banyak bukti tentang meluasnya penggunaan susu sejak dini.

Perjanjian Lama mengacu pada “Tanah yang dialiri susu dan madu” sekitar dua puluh kali di dalamnya. Ungkapan tersebut menggambarkan Palestina sebagai tanah kesuburan yang luar biasa, memberikan semua kenyamanan dan kebutuhan hidup. Menurut para ilmuwan, secara keseluruhan Alkitab berisi sekitar lima puluh referensi untuk bahasan seputar susu.

Di luar fakta itu semua, yang mungkin paling mencengangkan adalah penemuan bukti awal adanya sapi perah di Inggris Neolitik sekitar 4000 SM. Para ilmuwan menganalisis lemak yang terdegradasi pada artefak tembikar dari dalam tanah, dan berhasil menemukan bahwa petani Neolitik di Inggris dan Eropa Utara mungkin menjadi yang pertama kali memerah susu untuk konsumsi manusia.

Kegiatan pemerahan petani Inggris Neolitik ini mungkin telah dimulai sejak 6.000 tahun yang lalu. Dan jika perkiraan tersebut benar, dapat menjadi bukti periode pertama pemerahan susu, bahkan sebelum munculnya pemerahan lain di kawasan Timur Dekat Mediterania, India, dan Afrika Utara.